Perubahan iklim adalah satu hal pasti yang sekarang sudah mulai banyak kita rasakan dan saksikan. Selain menerapkan gerakan-gerakan kecil yang positif di keseharian, Anda juga bisa berkontribusi dengan memilih desain rumah yang mendukung gerakan perubahan iklim, yaitu desain passive house. Simak kelanjutan artikel ini untuk tahu apa itu juga prinsip-prinsipnya.
Apa itu desain passive house?
Istilah passive house (rumah pasif) dibawa dari bahasa Jerman, passivhaus, yang merupakan asal negara konsep ini. Menurut German Institute of Passive Building, rumah pasif adalah bangunan yang kenyamanan termalnya (ISO 7730) dapat tercapai hanya dengan proses pasca-pemanasan dan pasca-pendinginan massa udara segar untuk mendapatkan kualitas udara dalam ruangan yang mencukupi, tanpa perlu resirkulasi udara tambahan.
Simpelnya, desain rumah pasif mendorong sebuah bangunan untuk memiliki kondisi dalam ruangan yang nyaman, sehat, dan ramah lingkungan tanpa pendingin ruangan tambahan. Dengan begitu, pemilik rumah dapat meningkatkan kualitas hidupnya sekaligus mengurangi kenaikan biaya listrik. Rumah dan bentuk-bentuk bangunan lain yang sudah mendapatkan sertifikasi Passive House Plus berarti sudah nol emisi.
5 prinsip utama passive house
Berikut adalah lima prinsip utama rumah pasif yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Insulasi menyeluruh
Prinsip pertama dari rumah pasif adalah insulasi termal (panas) yang menyeluruh di selubung bangunan. Ini merupakan bagian yang memisahkan bagian dalam bangunan dari bagian luar, sebut saja dinding luar, atap, dan lantai. Tujuan insulasi adalah mengurangi hilangnya panas alami dalam ruangan yang mungkin berubah saat udara bergerak melalui selubung. Untuk itu, bangunan perlu ditambahkan dengan insulasi menyeluruh dari bahan dengan konduktivitas rendah.
Baca Juga: Mau Rumah Minimalis Tetap Sejuk Tanpa AC? Bisa Kok!
2. Desain tanpa jembatan termal
Mengutip dari laman Your Home milik pemerintah Australia, jembatan termal adalah titik-titik di mana panas dan dingin dapat menyeberang dari dalam ke luar (atau sebaliknya) melalui komponen lantai, dinding, dan atap. Pada musim dingin, jembatan termal membuat titik-titik dingin di dalam bangunan. Hal ini akan meningkatkan risiko jamur, mengingat udara dalam bangunan yang hangat dan lembap harus bertemu dengan permukaan lantai, dinding, atau atap yang cukup dingin.
Untuk itu, desain rumah pasif perlu menghilangkan atau meminimalkan kehadiran jembatan termal yang dapat memicu proses kondensasi, pertumbuhan jamur, atau menghilangkan panas alami yang sudah dikumpulkan. Caranya adalah dengan menggunakan bahan konstruksi dengan konduktivitas tinggi pada area jembatan termal, seperti kusen jendela.
3. Konstruksi kedap udara
Desain rumah pasif juga wajib memiliki konstruksi kedap udara. Hal ini bertujuan untuk mengontrol perpindahan uap air dan kualitas udara internal. Dengan begitu, rembesan yang tidak terkendali melalui dinding, atap, ataupun lantai—yang dapat menarik polutan ke dalam bangunan dan menyebabkan kelembapan—dapat dicegah. Ada beberapa cara dan bahan untuk menciptakan konstruksi kedap udara, seperti penggunaan kayu lapis atau membran khusus.
4. Maksimalkan jendela dan pintu
Prinsip keempat dari desain passive house adalah jendela dan pintu yang berkinerja tinggi. Maksudnya, kedua komponen ini harus memiliki ukuran dan penempatan yang tepat serta peneduh yang sesuai. Tujuannya agar bangunan dapat mengontrol jumlah perolehan panas pada musim dingin dan mengurangi perolehan panas pada musim panas.
Baca Juga: 10 Ide Jendela Kamar Mandi yang Membuatnya Makin Estetik
Umumnya, jendela di rumah pasif dilapisi kaca ganda atau tiga lapis; bergantung pada seberapa ekstrem iklim di wilayah bangunan tersebut berada. Penggunaan kaca berlapis ini akan mengurangi aliran panas ke luar saat musim dingin dan aliran panas ke dalam saat musim panas.
5. Ventilasi dengan pemulihan panas
Prinsip terakhir yang harus dimiliki rumah pasif adalah ventilasi dengan pemulihan panas. Sistem ventilasi mekanis ini mengandalkan kipas yang menggerakkan udara melintasi penukar panas. Dengan demikian, ventilasi dengan pemulihan panas mekanis ini akan memastikan udara di luar ruangan masuk ke dalam dengan suhu yang kurang lebih sama dengan udara yang keluar. Pada musim dingin, alat ini memanaskan udara yang masuk dan membuang udara panas kembali ke luar pada musim panas.
Itulah dia ulasan mengenai passive house beserta kelima prinsip utamanya. Setelah membacanya, Anda mungkin menyadari bahwa prinsip-prinsip di atas lebih condong dan cocok untuk bangunan yang berada di wilayah dengan empat musim. Oleh sebab itu, pengaplikasian desain rumah pasif di Indonesia mungkin memiliki banyak penyesuaian kembali sesuai dengan iklim dan cuaca di negara ini.
Di Indonesia, ada lembaga swadaya masyarakat (NGO) yang mengatur sertifikasi bangunan hijau atau passive house, yaitu Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia). Temukan artikel mengenai inspirasi rumah hijau atau ramah lingkungan hanya di laman Inspirasi.
Bagikan: