Proses pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta menuju kawasan Kalimantan Timur semakin mendekati kenyataan. Di luar urusan birokrasi dan politik, kini desain konstruksi bangunan istana negara yang akan dibangun di IKN telah resmi disetujui presiden. I Nyoman Nuarta, seniman yang mendapatkan kehormatan untuk mendesain konstruksi bangunan tersebut, mengumumkan berita ini melalui media sosial miliknya.
Dari unggahan tersebut, Nyoman memamerkan desain keseluruhan kompleks istana negara yang dipresentasikan ke hadapan Menteri Sekretariat Negara, Menteri PUPR, dan Dirjen Cipta Karya. Dengan luas 100 hektare, Nyoman membagi kawasan istana negara ke dalam beberapa bagian. Nyoman memanfaatkan burung Garuda sebagai landasan desainnya yang diimplementasikan dengan sebuah gedung megah di area paling belakang dengan bagian kanan-kirinya menyerupai sayap garuda yang sedang menaungi keseluruhan kompleks istana negara.
Nyoman kemudian memanfaatkan topologi kawasan yang menurun untuk menyatukan area belakang dengan area tengah yang memiliki sebuah gedung lain yang tak kalah megahnya. Hal ini tentunya akan membutuhkan variasi bahan bangunan berkualitas untuk menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. Di area paling depan, Nyoman memberikan sebuah area kosong yang bisa dimanfaatkan untuk upacara negara. Tak lupa, Nyoman juga tetap memperhatikan kondisi lingkungan dengan memberikan area hijau yang sangat luas yang mengitari kawasan kompleks istana negara.
Dikutip dari Liputan6.com, Nyoman menjelaskan visinya dalam mendesain kompleks istana negara ini. Nyoman menyatakan, “Istana itu tidak sekadar tempat bekerjanya presiden mengendalikan pemerintahan. Jadi istana diharapkan juga bisa menjadi ikon yang tidak ada duanya di dunia.” Melalui desainnya tersebut, Nyoman ingin lepas dari konsep bangunan kolonial yang umum diimplementasikan dalam desain istana kenegaraan di berbagai belahan dunia, termasuk desain Istana Negara di Bogor dan Istana Merdeka di Jakarta. Selain itu, ia juga ingin mempererat persatuan bangsa dengan menjadikan burung Garuda sebagai landasan desainnya. Dengan begitu, ia berharap bahwa semua unsur masyarakat bisa terwakili secara adil sehingga tidak ada konflik yang timbul akibat kecemburuan antar-suku.
Proses desain kompleks istana negara ini sudah melalui berbagai proses dan tahapan, termasuk 8 kali proses revisi desain yang sudah dijalani. Berbagai perubahan sempat terjadi, mulai dari luas kawasan yang bisa dimanfaatkan sebagai kompleks istana negara, hingga desain kompleks itu sendiri. Kini, kita tinggal menunggu proses pembangunan Istana Negara menggunakan bahan bangunan berkualitas untuk memberikan hasil terbaik pada konstruksi bangunan itu sendiri.
Bagikan: