Cerita/gambar: Ekkarach Laksanasamrith
Bermula dari selera pribadi dan ruang kosong, bangunan ini berasal dari ide asyik untuk mengejar mimpi yang ingin mereka wujudkan… dan hari itu pun telah tiba. Sebuah grup yang terdiri dari 4 orang sahabat berkumpul untuk berbagi cerita perjalanan yang menyenangkan ini. Ide-ide diberikan sementara kreativitas, yang mungkin bersifat pribadi, namun cerita tentang kafe ini membuat saya berpikir bahwa kreatifitas dan inspirasi cukup menular.
Sebuah grup yang terdiri dari 4 orang sahabat, yaitu Atthachai Luengamornlert, Napat Jongrattanakul, Sinrut Chawanapreecha, dan Thaniya Siriyothin menciptakan tempat yang disebut CASE STUDY COFFEE & EATERY. Nama “Case Study” mungkin tampak aneh karena tidak berhubungan dengan kopi atau makanan. Namun, nama ini lebih mengarah ke ‘perjananan’ mengubah sebuah rumah deret menjadi sebuah kafe di area Asoke, tepat disebrang Srinakharinwirot University.
“Kami memang masih mahasiswa, namun kami memiliki mimpi yang sama yaitu memiliki sebuah tempat untuk bisnis kami sendiri, jadi kami duduk bersama dan membicarakan mimpi tersebut. Kami bagi-bagi tanggungjawab dan saya bertanggungjawab untuk bagian desain. Bangunan ini milik salah satu teman kami, jadi kami memutuskan untuk merubah lantai dasar dan loteng tengah menjadi sebuah kafe dan restoran. Lantai dua sampai lantai 5 diubah menjadi hunian untuk mereka yang membutuhkan tempat di kota yang sederhana dan bersih. Setiap orang memiliki tanggung jawab yang berbeda. Yang tahu tentang makanan mengurus bagian menu, yang tau tentang humas mengurus bagian humas”. Atthachai, sang designer, berbagi cerita dengan kami di hari kami berkunjung.
“Bagaimana Anda mengatur waktu?” Tanya saya setelah tahu bahwa ke empat pemilik kafe ini masih duduk di bangku kuliah. “Kami saling bergantian. Jika kami ada waktu, kami akan datang ke sini. Saya datang ke sini lebih sering karena kafe adalah bagian saya. Membuat kopi adalah hal baru bagi saya. Saya biasanya hanya minum kopi sebelum kafe ini buka, saya harus mengikuti kelas khusus untuk mempelajari cara membuat kopi. Lalu, saya harus latihan sendiri sampai kami memperkerjakan pegawai. Kami mengirim semua pegawai kami ke kelas membuat kopi juga karena kami masih baru di bisnis ini, jadi kami harus memberi perhatian ekstra pada hal ini.” Atthachai bicara tentang kafe karea ia lah yang mendesain dan bertanggung jawab atas area kafe tersebut.
Sang arsitek mendesain Case Study dengan mempertahankan sebagian besar struktur asalnya. Dulu, setiap tumah deret memiliki loteng tengah sebagai area bersama multifungsi. Sebagian orang menggunaannya sebagai area kerja, dan Sebagian lainnya sebagai ruang tengah. Kegunaan loteng tengah adalah untuk membantu membuat lantai yang ada di bawahnya lebih luas dengan adanya langit-langit yang tinggi. Sang arsitek berniat untuk menjadikan loteng tengah sebagai ruang pribadi. Terdapat kursi-kursi yang berjajar di lantai bawah dan menjadi tempat jalan ke area hunian. Struktur tangga baja baru diperpanjang membentang sampai ke pintu depan sehingga mereka yang ingin ke loteng tengah tidak mengganggu area kafe. Struktur tangga baja ini terisolasi oleh struktur dinding karena dinding asalnya adalah dinding bata, sehingga, mungkin tidak akan cukup tahan lama. Sebagai pengganti, stringger baja lebar dan panjang dilekatkan ke struktur lantai loteng tengah.
Bagian finishing dari struktur lama dilepas seluruhnya, lantai diratakan dan ubin dinding tanah liat digunakan. Pintu di bagian depan diganti dengan jendela kaca lebar dan bingkai baja yang disesuaikan dengan pintu jati. Perubahan ini menambah nuansa desain yang unik dan memberikan tempat ini karakter tersendiri. Struktur ini diperiksa secara teliti oleh seorang insinyur struktur bangunan. Bangunan ini didesain dengan mempertimbangkan tangga lama sebagai tangga yang merupakan struktur penting bagi rumah deret. Selain itu, renovasi di ruangan lain juga didesain secara seksama dengan perhitungan struktur yang mendetail.
Tip: Dalam merenovasi rumah deret, struktur adalah aspek paling penting karena struktur terhubung sebagai satu bagian yang menyatu, yang berarti bahwa rasuk rumah yang satu terhubung dengan rasuk rumah sebelahnya. Membongkar struktur tidak disarankan karena dapat berefek pada ketahanan seluruh bangunan.
Desain interior kafe bersifat mentah dan penuh gaya dimana baja bergaya loft, bata, dan beton mentah digunakan. Adapun area hunian yang ada di atasnya, sang designer merangkul nuansa tenang dengan kesederhanaan dan rasa nyaman. ‘Less is more’ dengan menekankan pada fungsionalitas mengingat tiap ruangnya yang cenderung kecil, walau demikian, desain tetap digunakan untuk mengubah ruang-ruang di dalam ruangan.
“Sebelum sampai ke desain ini, kami melakukan brainstorming untuk membuat keputusan terbaik. Ini adalah studi kasus kami. Kami bereksperimen dengan kejadian-kejadian terkini dan kurang lebihnya, kami belajar dari keinginan kami untuk mencapai mimpi. Kami akan terus menambah pengalaman untuk mimpi kami yang berikutnya, berikutnya, dan berikutnya lagi” Inilah ringkasan akhir sang pemilik kafe.
Kafe yang nyaman ini buka dari jam 09.00 pagi sampai jam 9.00 malam dari Senin sampai Jumat, dan dari jam 10.00 pagi sampai jam 7 malam di akhir pekan. Untuk kaum urban yang menyukai kafe penuh gaya dan makanan lezat, tempat ini layak untuk dikunjungi.
Terimakasih khusus: CASE STUDY COFFEE & EATERY
Sumber : https://www.facebook.com/casestudyasoke?fref=ts
http://www.casestudyasoke.com/
Bagikan: