Lewati ke konten utama

SCG Indonesia Terapkan ESG 4 Plus Demi Capai Net Zero di 2050

Sumber: https://unsplash.com/photos/aWrfP-P6CwI

PT Siam Cement Group Indonesia, sudah beroperasi sejak 1995 kini membuat gebrakan baru. Sejak tahun 2022, SCG Indonesia menerapkan ESG 4 Plus demi bisa mencapai Net Zero di tahun 2050 nanti.  Konsep ESP 4 Plus ini dicanangkan sebagai bentuk dedikasi SCG Indonesia terhadap lingkungan serta bisnis berkelanjutan yang memiliki banyak manfaat untuk masyarakat. Seperti apa konsep dari ESP 4 Plus ini dan bagaimana upaya SCG Indonesia dalam mewujudkan Net Zero 2050?

Mengenal Apa Itu ESG 4 Plus

ESG merupakan singkatan dari Environmental, Social and Governance yang merupakan standar perusahaan untuk mempraktikan investasi. Sesuai dengan singkatannya, ada tiga hal yang harus diperhatikan. 

Environmental yang dimaksud adalah lingkungan dan Social adalah hubungan sosial perusahaan dan terakhir Governance berhubungan dengan tata kelola perusahaan. 

Namun, SCG Indonesia mengambil langkah yang berbeda karena bukan hanya menerapkan ESG saja tetapi ESG 4 Plus. Artinya ada empat poin penting yang dijadikan konsep dengan akhiran Plus. Berikut ini penjelasan ESG 4 Plus dari SCG Indonesia.  

1. Net Zero 2050

Bagian ini merupakan implementasi dari environment yang menjadi komitmen SCG Indonesia untuk tercapainya nol bersih emisi pada tahun 2050 nanti. Apa yang dimaksud dengan Net Zero adalah menurunkan efek rumah kaca yang sampai saat ini masih berlangsung sampai ke angka mendekati 0. 

Melansir dari un.org, saat ini bumi memiliki suhu 1,1 derajat Celcius lebih hangat dari tahun 1800-an. Emisi yang perlu dikurangi harus sampai 45% di tahun 2030 jika ingin mencapai Net Zero pada tahun 2050 nanti. Oleh karena itulah, SCG Indonesia yang merupakan perusahaan di bidang industrial fokus untuk bisa mencapainya.  

2. Go Green 

Dalam ESP 4 Plus, Go Green juga diterapkan oleh SCG Indonesia dengan cara menciptakan produk dan industri hijau. Supaya gerakan Go Green ini bisa tercapai maka beberapa hal yang berkaitan dengan daur ulang hingga kebersihan pabrik pun turut dijaga. 

SCG Indonesia juga sudah mendapatkan sertifikasi green label untuk produknya yang dikeluarkan Lembaga Green Product Council Indonesia sebagai bukti komitmen dalam Go Green. 

3. Reduce Inequality 

Poin ESG 4 Plus yang selanjutnya adalah reduce inequality merupakan bentuk social SCG Indonesia yang merupakan pembangunan hubungan perusahaan dengan pihak eksternal. 

Konsep yang dijalankan oleh SCG Indonesia adalah reduce inequality. Sampai saat ini ada beberapa langkah yang sudah diambil dalam hal ini seperti menerapkan program pemberdayaan masyarakat di lima desa salah satunya di Sukabumi. 

4. Embrace Collaboration 

Merupakan bagian dari Governance atau tata kelola perusahaan yang fokusnya ada di bagaimana perusahaan punya pengelolaan yang baik dan juga berkelanjutan secara internal. Oleh karena itu sampai saat ini SCG Indonesia memperluas kerjasama dengan berbagai stakeholders. 

5. Keadilan dan Transparansi 

Terakhir yang merupakan poin Plus dari ESG adalah keadilan dan transparansi. Maksudnya adalah SCG Indonesia lebih mengedepankan aspek keterbukaan dan keadilan dalam sistem operasionalnya. 

Upaya SCG Indonesia Demi Capai Net Zero di 2050  

 

Sebagai bagian penting dari ESG 4 Plus, Net Zero menjadi hal yang paling membutuhkan banyak upaya. SCG Indonesia dalam praktiknya menerapkan beberapa upaya supaya berhasil mencapai nol bersih emisi gas rumah kaca. Berikut ini beberapa upayanya. 

1. Memanfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Proporsi Energi Alternatif 

Sampai saat ini dalam produksi produk banyak energi yang dihasilkan menciptakan emisi gas rumah kaca. SCG Indonesia kini mulai beralih menggunakan teknologi yang bisa meningkatkan proporsi energi alternatif. 

Mulai dari Biomassa yaitu sumber energi alternatif yang menggunakan bahan baku senyawa organik dari tanaman budidaya. Kemudian ada juga Solar Cell  yang merupakan pembangkit listrik dengan energi sinar matahari.  SCG Indonesia juga menggunakan teknologi angin untuk menghasilkan listrik serta hydrogen yang juga bahan bakar tanpa emisi.  

2. Investasi R&D dalam Deep Technology 

Ada beberapa investasi yang mulai dikembangkan dan digunakan oleh SCG Indonesia dengan memanfaatkan deep technology. Mulai dari investasi kendaraan listrik untuk operasional pabrik.  Kemudian, investasi low carbon process yaitu teknologi yang digunakan dalam menurunkan efek emisi gas. Selanjutnya adalah investasi pada alternative feedstock yang berhubungan dengan sumber daya atau bahan baku. 

Terakhir adalah investasi pada penggunaan AI (Artificial Intelligence) supervisory yang memudahkan kontrol terhadap operasional pabrik. 

3. Membangun Bendungan untuk Mengembalikan Keseimbangan Alam 

SCG Indonesia juga turut melestarikan keseimbangan lingkungan untuk meningkatkan penyerapan Co2. Sampai saat ini sudah ada beberapa pembangunan yang dilaksanakan dengan total 130.000 bendungan, 23 waduk yang sedang tahap konstruksi dan masih banyak lagi yang akan dilakukan sampai tahun 2050.

4. Penanaman Pohon 

Tidak ketinggalan, SCG Indonesia juga menerapkan program menanam pohon yang bertujuan untuk menyerap Co2. Ada beberapa program penanam yang dicanangkan, mulai dari 3 juta pohon di hutan gundul dan 30.000 tanaman bakau. 

Penerapan Konsep ESG di Pabrik Semen SCG Demi Capai Net Zero 

Selain keempat metode tadi, SCG Indonesia juga fokus untuk memperbaiki operasional pabrik demi Net Zero 2050. Mengingat operasional pabrik memiliki peranan yang sangat besar terhadap efek rumah kaca. 

Ada tiga hal yang sudah dilakukan seperti: 

1. Menerapkan Konsep Green Manufacturing 

PT Semen Jawa yang menjadi salah satu pabrik SCG Indonesia sudah menggunakan konsep Green Manufacturing kelas dunia. Prinsip yang diterapkan adalah pembangunan berkelanjutan. Caranya adalah dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial dan juga lingkungan. Dengan begitu pabrik bisa beroperasional aman bagi lingkungan serta masyarakat sekitar. 

2. Pemanfaatan Limbah 

Terakhir, pabrik SCG Indonesia juga sudah memanfaatkan limbah sebagai pengganti bahan baku atau alternative material. Limbah dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar batu bara untuk mengurangi gas rumah kaca. 

3. Pengelolaan Limbah 

Limbah seringkali menjadi problematika perusahaan manufaktur. Salah satu pabrik semen SCG yang ada di Sukabumi telah mengelola limbah memanfaatkan metode co-processing

Metode ini dijalankan agar limbah digunakan kembali yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Beragam cara telah dilakukan dan direncanakan oleh SCG Indonesia demi tercapainya Net Zero 2050. Upaya yang sangat baik ini tentu saja perlu disambut dengan positif sehingga ke depannya keberlangsungan perusahaan dan lingkungan di bumi bisa bersatu padu. 

Sumber: 

https://www.scg.com/id/en/home-2/

https://www.tambang.co.id/pabrik-semen-scg-group-kejar-keberlanjutan-lewat-program-esg-4-plus#:~:text=SCG%20ESG%204%20Plus%20merupakan,dan%20merangkul%20kolaborasi%20dengan%20berbagai

https://www.gatra.com/news-549909-ekonomi-scg-indonesia-perkenalkan-konsep-esg-4-plus-apa-itu.html

https://lindungihutan.com/blog/environmental-social-and-governance-esg/

https://www.un.org/en/climatechange/net-zero-coalition

https://www.iea.org/reports/global-energy-and-climate-model/net-zero-emissions-by-2050-scenario-nze

https://itif.org/publications/2022/11/14/low-carbon-process-technologies-key-pieces-of-the-net-zero-future/

Bagikan: