Penyimpanan semen yang baik memungkinkan bahan baku ini terjaga kualitasnya. Lantas, bagaimana cara menyimpan semen yang tepat? Semen termasuk bahan baku untuk membangun konstruksi bangunan. Semen akan mudah mengeras jika terkena udara luar, menjadi bijak untuk tidak membiarkan dan menyimpan semen dalam waktu yang cukup lama.
Jika sudah mengeras atau pun rusak, tentu semen ini tidak bisa lagi digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itulah, penting bagi pemiliknya untuk mengetahui aturan tentang cara menyimpan semen yang benar.
Manfaat Menyimpan Semen dengan Benar
Ada banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika seseorang bisa menyimpan semen secara tepat. Di antara manfaatnya sebagai berikut:
1. Kualitas Semen Terjaga
Salah satu manfaat dari penyimpanan semen yang tepat adalah bisa mempertahankan kualitasnya. Terjaganya kualitas memungkinkan bahan baku ini bisa bekerja maksimal dalam konstruksi bangunan.
Faktanya, semen ini memiliki kemampuan dalam menyerap uap air. Uap ini bisa didapatkan dari kelembapan udara atau pun sumber lainnya.
Jika semen ini lembap, semen akan bereaksi dengan bahan kimia tersebut. Pada akhirnya, ini bisa mempengaruhi pada kekuatan semen ke depannya. Sadar akan kualitasnya bisa terpengaruh, sudah semestinya seseorang menyimpan bahan bangunan ini dengan baik. Tujuannya agar kualitas semen ini tetap terjaga.
2. Penggumpalan Semen Tidak Terjadi
Semen yang tidak disimpan dengan tepat bisa mengakibatkan penggumpalan. Penggumpalan semen bisa mengakibatkan pada sulitnya semen untuk digunakan. Tepatnya, semen tidak bisa dimanfaatkan untuk membangun konstruksi sebagaimana mestinya.
Penyebabnya, semen tersebut menyerap kelembapan dari lokasi penyimpanan. Lambat laun, penyerapan ini membuat semen mengeras, menggumpal hingga tampilannya menjadi lebih kasar. Supaya tidak terjadi, penyimpanannya harus tepat. Setidaknya, lokasi penyimpanannya harus terjaga suhunya. Kemudian, durasi penyimpanannya tidak terlalu lama hingga waktunya digunakan.
Cara Menyimpan Semen yang Benar
Jika hendak menyimpan bahan baku ini, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan. Berikut ini cara menyimpan semen agar kualitasnya tetap terjaga.
1. Tempatkan Semen di Ruang Tertutup
Kunci utamanya dalam menyimpan semen terletak pada lokasi penyimpanannya. Lokasi penyimpanan semen harusnya tertutup. Kemudian, lokasinya memungkinkan semen terhindar dari paparan sinar matahari dan air hujan.
Temperatur serta kelembaban ruangan harus diperhatikan. Untuk menjaga dari temperatur yang berubah-ubah dalam ruangan, lebih baik untuk menggunakan alas kayu dan tidak bersentuhan lantau dengan lantai. Karena temperatur lantai cenderung sering berubah-ubah mengikuti suhu disekitarnya.
Kemungkinannya, semen yang mengalami kelembaban dan temperatur yang berubah-ubah akan terganggu kadar kekeringannya. Pada akhirnya, kondisi ini menyebabkan semen akan mengeras dan menggumpal. Gumpalan semen ini menandakan jika semen sudah tidak layak digunakan.
Tentunya, kondisi ini akan merugikan Anda sendiri. Kalau memungkinkan, sediakan tempat khusus untuk menempatkan semen. Untuk membangun dengan baik, gunakan material terbaik. Material ini bisa Anda dapatkan di SCG.
2. Susun Semen secara Bersilang
Terkadang, semen datang dalam jumlah banyak. Banyaknya semen ini mengharuskan Anda untuk menyimpannya. Hanya saja, penyimpanannya harus diperhatikan dengan benar. Di sini, penyusunan tumpukan semen menjadi kunci utamanya. Penyusunan yang tepat adalah dengan model silang.
Contohnya adalah meletakkan sak awal secara sejajar di lapisan awal. Kemudian, sak lapis kedua disusun silang dari lapisan awal. Begitu seterusnya sehingga penyusunannya lebih kokoh.
Di samping itu, usahakan untuk memberikan alas di bagian paling bawah. Hal ini dimaksudkan supaya bagian terbawah tidak lembap lantaran bisa memberikan sirkulasi udara yang cukup. Untuk penempatannya, pastikan sak semen ini diberikan jarak cukup tinggi dari permukaan lantai. Dengan begitu, tidak ada penyerapan kadar air dari sak terbawah yang mengakibatkan pada pengerasan semen.
3. Pastikan Sirkulasi Udara Baik
Cara menyimpan semen selanjutnya adalah memperhatikan keberadaan ruang bagi udara. Hal ini dilakukan supaya sirkulasi udara tetap lancar. Kelancaran udara ini diharapkan bisa mendukung ketahanan semen. Semen bisa tetap konsisten kekuatannya.
Sebaliknya, hindari semen tanpa ruang. Pastikan semen disimpan di dalam ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang cukup. Karena dikhawatirkan jika udara dalam ruang penyimpanan terjebak dalam tumpukan semen. Terjebaknya udara di antara sak semen bisa membuat kelembapannya meningkat. Peningkatan kelembapan ini tentu berpengaruh pada semen. Akibatnya, semen akan lebih cepat mengeras sehingga tidak bisa digunakan secara maksimal.
4. Simpan Semen sesuai Durasinya
Perlu dipaham bahwa waktu penyimpanan ini akan mempengaruhi pada kualitas semen. Semakin lama semen disimpan, kualitasnya akan semakin menurun. Idealnya, penyimpanan semen ini tidak sampai lebih dari 3 bulanan. Jika lebih, penurunan kualitasnya akan semakin besar. Diketahui jika disimpan selama 3 bulan, kekuatannya akan menurun sekitar 20%. Kemudian bila disimpan selama 6 bulan, penurunannya mencapai 30%. Dan menurun 40% ketika tersimpan sekitar 1 tahun.
5. Gunakan Semen Sesuai Urutan Waktu Terlama
Demi menjaga kualitas semen yang seragam, Anda perlu menggunakan semen sesuai urutan penyimpanan. Sebaiknya, semen yang telah disimpan cukup lama dipakai terlebih dahulu.
Supaya memudahkan dalam pengambilan, tempatkan di posisi yang tepat. Anda perlu mengatur peletakan semen ini dengan baik. Dengan begitu, Anda lebih mudah dalam mengambilnya ketika hendak digunakan.
Kesimpulannya, cara menyimpan semen yang terbaik adalah dengan menyimpannya di ruang tertutup dengan sirkulasi udara baik. Kemudian, waktu penyimpanannya seharusnya tidak sampai 3 bulan sebelum digunakan. Tujuannya supaya kualitas dan kekuatan semen tetap terjaga.
Bagikan: