Membangun rumah hijau menjadi pilihan terbaik untuk saat ini dan di masa depan. Pasalnya, bangunan seperti ini lebih ramah dengan lingkungan. Sebagaimana isu yang muncul di era modern, kerusakan alam kian semakin parah. Ketika tidak ada usaha untuk meminimalkannya, lingkungan menjadi semakin rusak. Dan ini bisa membuat manusia tidak nyaman menempatinya.
Salah satu bentuk upaya masyarakat dalam meminimalkan kerusakan alam adalah dengan membangun hunian dengan konsep rumah hijau. Hunian seperti ini akan lebih efisien dalam penggunaan energi sehingga tidak berdampak negatif pada lingkungan.
Lantas, bagaimana cara membangun rumah hijau tersebut? Kemudian, bagaimana penerapan dalam penghematan energinya? Informasi berikut ini akan sangat membantu Anda dalam menemukan jawabannya.
Panduan Membangun Rumah Hijau
Rumah hijau adalah rumah yang dibangun dengan mempertimbangkan pada dampak yang dihasilkan bagi lingkungan. Tentunya, penggunaan bahan kimia hingga sumber daya alam yang berbahaya tidak akan digunakan dalam membangun hunian.
Ketika Anda hendak membangun rumah yang eco friendly, berikut ini hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Penggunaan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
Poin penting dalam membangun hunian hijau terletak pada bahan bangunan yang digunakan. Ini penting untuk diperhatikan oleh setiap pembangun rumah. Bahan bangunan yang digunakan sebaiknya masih bisa digunakan atau bisa dikelola secara berkelanjutan. Tujuannya supaya pembangunan hunian tidak selalu membeli bahan yang nantinya akan menguras dari alam.
Batu bata dari tanah liat bisa dipertimbangkan. Karena, bahan ini termasuk material bangunan yang kuat. Kemudian, material ini masih tetap bisa digunakan kapan pun oleh pembangun. Di samping itu, materialnya juga seharusnya tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Kemudian, bahannya memiliki kesolidan serta memiliki kemampuan untuk menahan beban bangunan dengan baik.
Anda cukup merekatkan dengan semen yang terbaik. Salah satunya adalah Semen SCG PCC dan Semen OPC SCG yang telah diformulasikan untuk merekatkan material dengan kekuatan tinggi.
2. Pemanfaatan Energi Terbarukan
Sewaktu membangun rumah hijau, kuncinya adalah meminimalkan pemanfaatan energi yang tidak bisa diperbarui. Sebagai gantinya, seseorang perlu memaksimalkan energi yang terbarukan sehingga sumber energi ini tidak habis.
Contohnya adalah mengaplikasikan panel surya untuk menghasilkan listrik. Dengan memanfaatkan teknologi ini, Anda juga dapat menghemat penggunaan energi dari fosil. Bahkan, bisa mengurangi emisi karbon yang berbahaya bagi lingkungan.
3. Efisiensi Rancangan Rumah
Pertimbangan lainnya berkaitan dengan rancangan hunian itu sendiri. Rumah harusnya dirancang sebaik mungkin agar penggunaan energi dan air lebih efisien. Perencanaan ini butuh arsitektur yang handal. Setidaknya, arsitektur ini akan memberikan semacam ide untuk mewujudkan rumah yang ramah lingkungan.
Tentunya, rumah ini tidak banyak menggunakan energi sehingga pemiliknya akan lebih hemat biaya. Salah satunya dengan menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan, seperti produk-produk dari SCG yakni Semen SCG, yang merupakan semen go green. Sebagai penyedia material bangunan, SCG juga perduli akan kelestarian lingkungan dengan melakukan inovasi penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam proses pembuatan bahan bangunannya.
4. Optimalisasi Pencahayaan Alami
Panduan praktis dalam membangun hunian ramah lingkungan bisa dilihat dari optimalisasi penggunaan cahaya alami. Optimalisasi pencahayaan ini memungkinkan pemilik rumah dapat menghemat penggunaan listrik dan lampu pada siang hari.
Praktiknya, bangunan rumah bisa saja diterapkan sebuah jendela yang lebih besar. Kemudian, ventilasi dibuat sebaik mungkin untuk menjaga suhu ruangan tetap bagus. Pada akhirnya, penggunaan dari pendingin ruangan dapat diminimalkan.
5. Pengelolaan Limbah yang Baik
Rumah ramah lingkungan ini dicirikan dengan minimnya limbah yang terbuang. Atau, seseorang bisa mengelola limbah dengan baik. Dengan begitu, limbah rumah tangga tidak terbuang secara berantakan dan mencemari lingkungan.
Untuk mengelola limbah secara baik, pembangunan hunian juga butuh sebuah sistem pengelolaan limbah yang bagus. Ini bisa dilakukan dengan membuat toilet kompos hingga menggunakan sistem greywater. Sistem seperti ini memungkinkan limbah yang terbuang tidak sampai mencemari lingkungan terlalu parah. Dengan begitu, pemilik rumah akan lebih nyaman dan sehat.
Cara Menghemat Energi di Rumah Hijau
Dalam membangun rumah hijau, penghematan energi menjadi kunci utama yang harus diupayakan. Untuk menghemat energi ini, seseorang bisa melakukan beberapa hal berikut:
1. Memaksimalkan Banyak Bukaan di Rumah
Mengaplikasikan beberapa ruang terbuka di rumah menjadi pilihan yang terbaik untuk saat ini. Pasalnya, ruang terbuka akan membuat suasana dalam hunian jauh lebih nyaman. Cahaya akan masuk dengan baik. Pada akhirnya, rumah akan lebih cerah atau terang meskipun tidak menyalakan lampu.
Di samping itu, suasananya akan lebih sejuk lantaran sirkulasi udaranya lancar. Tentunya, ini akan membuat pemilik rumah dapat menghemat banyak energi di tiap waktunya.
2. Cerdas dalam Mengatur Sistem Ventilasi Udara
Pengaturan dari sistem ventilasi udara juga perlu diperhatikan. Konsep terbaiknya adalah dengan menggunakan cross ventilation yang memungkinkan udara bisa bergantian masuk dan keluar secara bebas. Di sini, penempatan ventilasi harus diperhatikan. Usahakan supaya ventilasi untuk udara masuk diletakkan dekat dengan arah pergerakan udara. Tujuannya supaya udara masuk secara sempurna.
Ventilasi untuk udara masuk sebaiknya diletakkan lebih rendah. Sementara pada ventilasi untuk udara keluar, baiknya diletakkan lebih tinggi. Karena, ini mengikuti konsep udara akan menguap dan naik. Ketika mulai naik, udara akan keluar dengan bebas melalui ventilasi. Dengan begitu, suasana hunian akan tetap sejuk sepanjang waktu.
3. Bijaksana dalam Menggunakan Listrik dan Air
Salah satu kondisi yang bisa menyebabkan tagihan membengkak berasal dari listrik dan air. Sayangnya, masih banyak pemilik rumah yang kurang menyadarinya. Supaya tidak membengkak tagihannya, pastikan untuk menggunakan listrik dan air secara efisien.
Praktiknya, minimalkan penggunaan AC atau copot perangkat elektronik yang mengonsumsi listrik ketika sudah tidak digunakan. Sementara untuk airnya, gunakanlah sesuai kebutuhan. Lakukan penghematan supaya tidak menghasilkan limbah terlalu banyak di lingkungan.
Kesimpulannya, membangun rumah hijau perlu perencanaan yang benar. Pemanfaatan bahan yang ramah lingkungan serta penerapan rancangan yang meminimalkan penggunaan energi perlu dilakukan. Dengan begitu, hunian akan lebih nyaman dan energi tidak terkuras habis begitu saja.
Bagikan: