Jakarta, 28 Februari 2023 – SCG berkomitmen meningkatkan penerapan kerangka kerja ESG 4 Plus serentak melalui para unit bisnisnya. Salah satunya, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi selaku produsen semen dan pemasok material berbahan dasar semen bagi seluruh unit perusahaan SCG. Perusahaan tengah melakukan transformasi energi dan kebijakan operasional green and clean factory. Dengan skala produksi yang besar untuk pasar regional di Asia Tenggara serta nasional, langkah PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi ini merepresentasikan proporsi besar dari penerapan ESG 4 Plus oleh SCG di Indonesia.
Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong Yingwattanathaworn, mengatakan “SCG berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan menekankan pada inovasi dan keberlanjutan. Untuk mendukung pemerataan praktik keberlanjutan dalam seluruh lini bisnis, SCG memastikan praktek keberlanjutan dan penerapan ESG 4 Plus dilakukan dari hulu. Ini adalah dedikasi kami untuk menjamin bahwa lingkungan dan bisnis dikelola secara berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.”
SCG ESG 4 Plus merupakan komitmen yang dikembangkan oleh SCG dari prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dengan empat fokus, yaitu mengurangi emisi karbon (Set Net Zero), menciptakan produk dan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan (Reduce Inequality), dan merangkul kolaborasi dengan berbagai stakeholder (Embrace Collaboration). Sementara Plus bermakna keadilan dan transparansi, baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Government Liaison and Community Relation Manager, Indra Leksono, pun menjelaskan, perusahaan mengimplementasikan ESG 4 Plus melalui dua kegiatan utama, yaitu Transformasi Energi dan kebijakan operasional Green and Clean Factory, serta berbagai program lainnya. “Inisiatif ESG 4 Plus tahun ini berfokus pada optimalisasi pencapaian Net-Zero dan Go-Green dengan transformasi energi, melalui teknologi daur AF/AR dan RDF. Kami juga melaksanakan operasional green and clean factory dan memperoleh sertifikasi Green Label, sertifikasi produk hijau dan ramah lingkungan yang secara resmi dikeluarkan oleh Lembaga Green Product Council Indonesia (GPCI).”
Lebih lanjut Indra mengatakan, “Perusahaan juga berupaya untuk mencapai Reduce Inequality, dengan mengimplementasikan Program Pemberdayaan Masyarakat di lima desa, dengan sub program unggulannya yaitu GESARI (Gerakan Desa Berdikari). Dalam embrace collaboration, kami memperluas kerjasama dengan berbagai stakeholders. Terakhir, dalam pillar Plus, kami mengedepankan keterbukaan dan keadilan dalam seluruh kegiatan operasional kami.”
Transformasi energi telah dilakukan melalui inovasi teknologi Alternative Raw and Alternative Fuel (AF/AR), yaitu fasilitas daur ulang limbah industri menjadi bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif pembuatan semen. Teknologi AF/AR mampu mengolah 7.700 ton limbah per hari dan ditargetkan untuk mensubstitusi penggunaan batu bara sebanyak 30% dari kebutuhan bahan bakar perusahaan. Hingga saat ini, AF/AR mampu menekan konsumsi bahan bakar fosil untuk operasional pabrik sebesar 3% dan meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif sebesar 9.4% sejak tahun 2021.
Selain itu, perusahaan juga sedang mempersiapkan implementasi teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), yang merupakan fasilitas untuk menghasilkan sumber energi terbarukan dari daur ulang Municipal Solid Waste (MSW) atau sampah padat menjadi bahan bakar. Melalui pengembangan RDF, sampah dapat diolah sampai tidak tersisa dengan menggunakan metode Co-Processing dengan suhu 1.4500C di klin semen. Teknologi yang dibangun di TPA Cimenteng, Sukabumi, ini diharapkan dapat membantu proses pengolahan 220 ton sampah yang masuk setiap harinya. Teknologi yang pertama kali diterapkan di Sukabumi ini diharapkan mampu mendukung target Pemda Sukabumi dalam pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada 2025.
Proses produksi perusahaan juga dilakukan dalam pabrik yang telah dirancang dengan menggunakan konsep Green and Clean Factory dan menjunjung tinggi prinsip pembangunan berkelanjutan. Fasilitas pabrik dibangun untuk menekan emisi karbon dan polusi, memanfaatkan sumber daya secara maksimal, menerapkan daur ulang dan pemanfaatan kembali, menggunakan lebih sedikit sumber daya alam, serta mengurangi kebisingan mesin produksi. Implementasi ini dilakukan demi menghasilkan dampak negatif yang lebih sedikit bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kami dan mendukung terciptanya industri semen hijau di Indonesia.
Government Liaison and Community Relation Manager, Indra Leksono, menjelaskan, kesuksesan pelaksanaan implementasi ESG 4 Plus tak lepas dari dukungan berbagai stakeholder seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Desa, Karang Taruna, serta BUMDes. “Kami menyadari bahwa untuk mencapai keberlanjutan dan mendukung kesejahteraan di Sukabumi tidak bisa kami lakukan sendiri, tetapi memerlukan kolaborasi dari seluruh elemen. Melalui komitmen kami, perusahaan siap untuk merangkul lebih banyak kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.” jelas Indra.
Dalam mengimplementasikan lebih banyak kolaborasi, perusahaan telah menggagas program GESARI, untuk meningkatkan pemulihan ekonomi masyarakat desa sekitar pabrik. GESARI (Gerakan Desa Berdikari) merupakan program ekonomi produktif yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM lokal serta mendukung kesejahteraan masyarakat. Program ini terdiri dari pembentukan One Village One Icon, penumbuhan UMKM baru, dan pengembangan UMKM yang ada. Perusahaan memberikan pendampingan usaha kepada masyarakat desa dalam bentuk pelatihan dan pendanaan. Program ini telah menghasilkan lebih dari 50 UMKM lokal, seperti Ikan Lele Lumbung Berkah, Madu Tanjungsari, dan Sidat Bumi.
Bagikan: