Lewati ke konten utama
Penanaman 1972 Mangrove dalama rangka memeriahkan HUT ke-50 Jayamix by SCG

Rayakan Ulang Tahun ke-50, Jayamix by SCG Tanam 1972 Mangrove di Pesisir Jakarta

Jakarta, 23 Juni 2022 – Dampak dari krisis perubahan iklim (climate change) kian terasa mulai dari banjir hingga peningkatan suhu. Isu ini pun menjadi prioritas dalam agenda Presidensi G-20 2022 mendatang. Perusahaan konglomerasi ASEAN, SCG,melalui salah satu anak perusahaannya di Indonesia, PT SCG Readymix Indonesia atau dikenal sebagai Jayamix by SCG, mengambil peran dalam menghadapi perubahan iklim lewat penanaman 1.972 bibit mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk (PIK).

President Director Jayamix by SCG, Vorapong Panavasu, menjelaskan, aksi penanaman mangrove ini merupakan kontribusi nyata perusahaan di bidang lingkungan sekaligus merayakan ulang tahun perusahaan yang ke-50. SCG meyakini pentingnya perlindungan ekosistem mangrove dalam mitigasi perubahan iklim dan harus didukung seluruh pihak. Melalui agenda penanaman bertajuk Jayamix Green 50ldier (re: Soldier), perusahaan telah menyiapkan 1.972 bibit mangrove, sesuai dengan tahun didirikannya perusahaan, untuk ditanam oleh para karyawan.

Presiden-Director-of-PT-SCG-Readymix-Indonesia-Vorapong-Panavasu-membuka-secara-resmi-acara-penanaman-1972-Mangrove-50-Tahun-Jayamix-di-TWA-Mangrove-Angke-Jakarta-scaled.jpg
President Director of PT SCG Readyix Indonesia, Vorapong Panavasu membuka secara resmi acara penanaman 1972 mangrove untuk merayakan HUT Jayamix ke-50 yang berdiri sejak 1972.


Jayamix by SCG sebagai bagian dari unit bisnis SCGCBM(Cement-Building Materials), selalu mengedepankan tata kelola berkelanjutan sesuai dengan prinsip ESG 4 Plus, yaitu sustainability development framework dalam operasi bisnis perusahaan yang menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Saat ini, kami fokus untuk mendukung target Pemerintah Indonesia untuk merehabilitasi 600.000 hektar hutan mangrove hingga tahun 2024. Langkah ini dimulai dari yang terdekat di kawasan mangrove Jakarta,” sebut Vorapong.

Diketahui, keberadaan mangrove di kawasan pesisir dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir terhadap dampak perubahan iklim dan melindungi pantai dari abrasi. Mangrove juga berperan dalam menyerap karbon dari atmosfer dan lautan yang disebut juga blue carbon. Karbon tersebut dapat tersimpan hingga ribuan tahun. Untuk itu, potensi serapan karbon ekosistem pesisir diprediksi melebihi kemampuan hutan tropis di daratan.

Taman Wisata Alam Mangrove Kapuk (PIK) merupakan tempat yang dipilih oleh Green 50ldier untuk mendonasikan 1972 bibit mangrove

Selain termasuk ke dalam wilayah operasional Jayamix by SCG, dipilihnya pesisir Jakarta sebagai lokasi penanaman mangrove karena kebutuhan sabuk hijau (greenbelt) mangrove di pesisir ibu kota untuk mengurangi intrusi air laut (meresapnya air laut ke dalam air tanah), berdasarkan garis optimal. Diketahui bahwa keberadaan mangrove diprediksi mampu menurunkan laju intrusi menjadi 0,2 km/tahun. Kondisi ini lebih rendah dari laju intrusi dengan tanpa ekosistem mangrove, yakni sebesar 0,3-0,4 km/tahun. Hal ini menegaskan bahwa keberadaan ekosistem mangrove sangat penting bagi pesisir utara Jakarta.

Di sisi lain, adanya prediksi kenaikan muka laut yang kian nyata. Terlebih, utusan khusus Gubernur Jakarta bidang Perubahan Iklim, dalam acara diskusi publik bertajuk Perubahan Iklim dan Ancaman Tenggelamnya Pesisir Jawa, tahun lalu menyebutkan bahwa Jakarta menghadapi ancaman Sea Level Rise (kenaikan muka laut) yang disebabkan oleh perubahan iklim. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ancaman tenggelamnya wilayah pesisir Jakarta dapat dicegah dengan penanaman hutan mangrove di sepanjang bibir pantai. Hutan mangrove dapat menahan laju masuknya air laut ke daratan.

Suasana penanaman 1972 bibit mangrove oleh karyawan PT SCG Readymix Indonesia dalam rangka merayakan HUT Jayamix ke-50

Dalam kesempatan terpisah, Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, menyatakan bahwa penanaman mangrove ini merupakan salah satu bentuk advokasi dari ESG 4 Plus yang sedang digencarkan oleh SCG di Indonesia. SCG bertekad untuk turut berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, konsumsi energi, dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebih serta merangkul kolaborasi dengan banyak pihak yang terkait.

“Urgensi kami dalam melaksanakan prinsip ESG 4 Plus adalah karena SCG telah menjadi bagian dari Indonesia. Kami telah hadir hampir 30 tahun di Indonesia dan terus berkomitmen untuk berkontribusi pada lingkungan sehingga lingkungan lestari, bisnis pun demikian,” pungkas Warit.

Implementasi ESG 4 Plus di perusahaan beton pertama di Indonesia ini meliputi pemanfaatan limbah produksi batu bara, tembaga, dan baja sebagai substitusi material, serta sistem daur ulang air limbah untuk menurunkan resiko pencemaran air. Air daur ulang digunakan untuk kegiatan di dalam pabrik seperti penyemprotan bahan, pembersihan area.

Bagikan: