“Arsitektur tropis menjadi salah satu gaya arsitektur yang cocok diterapkan di Indonesia dengan dua musim. Apa yang menjadi ciri khas gaya ini?”
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis. Iklim tropis inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gaya arsitektur hunian di Indonesia. Tak hanya tercermin pada bangunan bergaya vernakular di Indonesia saja, namun kini arsitektur tropis juga mulai diiplementasikan pada hunian di Indonesia. Dengan asrsitektur bergaya tropis inilah hunian diharapkan mampu beradaptasi dan cocok dengan ikllim di Indonesia.
Mengenal Arsitektur Tropis
Mungkin banyak yang belum terlalu mengenal apa itu gaya arsitektur tropis. Bagaimana sebuah arsitektur bisa dikatakan sebagai arsitektur tropis? Adakah ciri khusus dari asritektur ini? Masih banyak orang awam yang mendefinisikan arsitektur tropis hanya sebatas bentuk dan tmapilannya saja.
Penggunaan bahan alami dan tampilan yang memanfaatkan vegetasi sudah dianggap mampu meprepresentasikan arsitektur topis, padahal kenyataannya arsitektur tropis tak hanya sekedar itu saja, namun juga mencakup sistem bangunan itu sendiri.
Arsitektur tropis sendiri memiliki banyak pertimbangan, mulai dari denah hunian, pemilihan ruang, sirkulasim pemilihan material hingga pencahayaan semuanya harus melalui pertimbangan dengan iklim dan cuaca. Apakah semuanya telah sesuai?
Arsitektur tropis sendiri merupakan konsep hunian yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, terutama iklim tropis yang cenderung panas sepanjang tahun. Iklim tropis sendiri juga memiliki tingkat kelembaban dengan curah hujan tinggi. Tak hanya itu, kecepatan anginnya pun dan kondisi udaranya sangar berbeda. Inilah yang membuat arsitektur tropis membutuhkan banyak pertimbangan agar dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Ciri Arsitektur Tropis
Walaupun arsitektur tropis ini hadir dalam beragam bentuk dan gaya yangmencerminkan sang arsitek, namun untuk mengetahui dan menghadirkan gaya arsitektur tropis untuk hunian anda, ada beberapa kriteria umum yang dapat ditemukan pada bangunan, diantaranya :
Memilki Bentuk Atap Miring
Hunian dengan arsitektur tropis memiliki atap dengan kemiringan diatas 30 derajat. Penggunaan atap miring sengaja dipilih agar air hujan dapat mengalir lancar ke tanah tanpa tergenang di bagian atas. Seperti yang telah disebutkan iklim tropis memiliki curah hujan cukup tinggi, sehingga dibutuhkan atap yang mampu membuat air hujan mengalir tanpa tergenang.
Selain membantu air hujan mengalir, atap yang miring juga membantu meredam panas akibat adanya ruang pada bagian bawah atap yang miring. Penggunaan atapdatar tidak disarankan untuk digunakan pad aiklim tropis, karena justru membuat atap rentan bocor. Namun, jika tetap ingin menggunakan atap datar perlu dibuatkan sirkulasi air pembuangan yang baik, sehingga air hujan yang menggenang dapat diminimalisir.
Adanya Teritisan
Hunian yang mengusung konsep arsitektur tropis memiliki teritisan yang cukup lebar untuk mencegah tampias air hujan akibat kecepatan angin yang tingi. Adanya teritisan juga berguna mengurangi masuknya sinar matahari secara langsung tanpa mengurangi kualitas pencahayaan didalam hunian
Sirkulasi Silang
Bangunan dengan arsitektur tropis biasanya memiliki sirkulasi silang untuk memastikan udara dapat masuk dan bersirkulasi dengan baik, sehingga ruangan menjadi nyaman. Selain itu, jumlah ventilasi didalam hunian juga harus cukup agar udara yang masukd apat maksimal dengan pencahayaan terbaik.
Penggunaan Material Lokal
Jika arsitektur tropis yang diusung mencakup arsitektur tropis nusantara, penggunaan material lokal umumnya memanfaatkan material setempat. Material lokal dipilih karena pada umumnya material lokal mampu memiliki daya tahan terbaik untuk menghadapi cuaca dan iklim di daerah tersebut.
Share: