Lewati ke konten utama
Rumah Arsitektur Tropis

Apa Itu Rumah Arsitektur Tropis?

Saat Anda berencana untuk membangun sebuah rumah, Anda pasti memikirkan desain arsitektur apa yang ingin Anda gunakan? Biasanya banyak orang yang memilih arsitektur bergaya modern, industrial, dan juga alam. Namun, pernahkah Anda mendengar rumah arsitektur tropis? Padahal, desain arsitektur ini justru sangat pas lho untuk rumah yang ada di Indonesia.

Apa itu Rumah Arsitektur Tropis?

Rumah arsitektur tropis
Photo by Eugenia Clara on Unsplash

Rumah arsitektur tropis sebenarnya adalah konsep rumah yang sudah ada sejak lama dan menjadi inspirasi rumah yang berada di kawasan Asia Pasifik. Rumah arsitektur tropis ini merupakan rumah yang ramah lingkungan dan memiliki desain yang disesuaikan dengan kondisi cuaca serta iklim tropis, sehingga tetap nyaman untuk dihuni tanpa membutuhkan penambahan berbagai energi. 

Tidak hanya dari desain bangunannya saja, material yang digunakan serta elemen pendukungnya juga menentukan apakah rumah ini menggunakan arsitektur tropis atau tidak? Rumah ini akan memberikan penghuni rumahnya kenyamanan meskipun tinggal di negara dengan iklim tropis yang memiliki suhu, curah hujan, serta kelembapan yang tinggi.

Karakteristik Rumah Arsitektur Tropis

Beberapa karakteristik rumah dengan arsitektur tropis adalah:

Plafon yang Tinggi

Rumah arsitektur tropis
Photo by an_vision on Unsplash

Ukuran plafon yang cukup tinggi, yaitu sekitar di atas 3 meter, akan membuat ruangan menjadi lebih luas. Hal ini dapat melancarkan aliran sirkulasi udara yang ada di ruangan dan membuat udara di ruangan terasa lebih sejuk.

Hal tersebut terjadi karena udara panas cenderung mengalir ke atas dan udara dingin mengalir ke bawah. Dengan begitu, saat Anda berada di bawah ruangan Anda akan mendapatkan aliran udara dingin yang membuat hawa ruangan menjadi terasa lebih sejuk.

Jendela Sebagai Ventilasi

Rumah arsitektur tropis
Photo by Southeastern Premier Roofing on Unsplash

Dulu banyak yang membuat ventilasi dalam bentuk lubang udara yang berada di atas jendela atau pintu. Namun, karena saat ini banyak rumah yang sudah menggunakan pendingin ruangan atau air conditioner  (AC) yang membutuhkan ruangan tertutup saat dinyalakan, maka ventilasi seperti ini bukan lagi pilihan.

Sebagai penggantinya, jendela akan menjadi ventilasi utama rumah, terutama saat tidak menyalakan AC. Itulah mengapa, penempatan jendela maupun ukuran jendela harus sangat diperhatikan agar tidak menyebabkan gangguan pada sirkulasi udara.

Atap yang Menjorok ke Depan

Rumah arsitektur tropis
Photo by boris misevic on Unsplash

Untuk menjadikan jendela sebagai ventilasi, tentunya jendela harus selalu dalam kondisi terbuka. Setidaknya pada saat pagi hingga sore hari. Lalu, bagaimana jika hujan turun? Tentunya akan menyebabkan air bisa masuk ke dalam rumah jika jendela dalam kondisi terbuka.

Inilah fungsinya pembuatan atap yang menjorok ke area luar. Atap ini akan menjadi penahan hujan agar tidak langsung masuk ke dalam rumah, meskipun jendela dalam kondisi terbuka.

Adanya Beranda di Rumah

Rumah arsitektur tropis
Photo by The Anam on Unsplash

Banyak orang menganggap bahwa beranda sama dengan teras, padahal keduanya berbeda meskipun memang mirip. Teras adalah bagian ruang khusus yang ada di bagian depan rumah. Sementara beranda adalah bagian ruang khusus yang berada di sekeliling rumah, atau area tertentu saja. Misalnya bagian belakang rumah.

Baca Juga: Teras Jadi Ruang Tamu? Why Not! Tiru Triknya!

Beranda memiliki fungsi dasar yang mirip dengan teras, yaitu untuk bersantai, bermain, serta bisa juga digunakan untuk menerima tamu. Dengan adanya beranda, Anda bisa menerima tamu dengan nyaman tanpa mengganggu privasi penghuni lain di dalam rumah.

Keberadaan Taman di Rumah

Rumah arsitektur tropis
Photo by Robin Wersich on Unsplash

Adanya taman di rumah akan memberikan nuansa sejuk dan nyaman di rumah. Sebab, selain menjadi penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida melalui proses fotosintesis, pepohonan yang rindang akan membantu menghalangi masuknya sinar matahari. Dengan begitu, rumah akan lebih sejuk karena panas terik matahari tidak masuk secara langsung.

Baca Juga: Waspada, Akar Tanaman Ini Bisa Merusak Pondasi Rumah!

Namun, ada baiknya juga jika membatasi pepohonan yang ada di rumah. Terutama untuk pohon buah berukuran besar. Sebab, beberapa pohon memiliki akar yang berpotensi merusak pondasi rumah, jadi batasi jumlah pohon yang ditanam agar rumah tetap aman.

Penggunaan Atap Berbentuk Miring

Rumah arsitektur tropis
Photo by chi m on Unsplash

Atap berbentuk miring memiliki berbagai keuntungan, salah satunya adalah sistem drainase yang lebih baik dibandingkan atap datar. Namun, pada rumah arsitektur tropis, atap rumah dengan kemiringan 30° atau lebih ini dapat mengamankan atap dari potensi kerusakan akibat perubahan cuaca secara ekstrem yang sering terjadi pada iklim tropis.

Baca Juga: Atap Rumah Datar dan Miring, Mana yang Lebih Baik?

Untuk material atap rumah yang digunakan, banyak yang memilih atap tanah liat karena memiliki kekuatan yang kokoh dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jadi, atap rumah tidak perlu sering dilakukan perbaikan. Selain itu, atap tanah liat juga mampu meredam panas dari matahari, sehingga membuat ruang di dalam rumah terasa lebih sejuk.

Tertarik untuk membangun rumah dengan konsep ini untuk rumah Anda? Maka pastikan juga Anda menggunakan material yang ramah lingkungan dan juga hemat energi. Seperti menggunakan Semen SCG yang sudah memiliki gold green label menandakan semen ini sudah ramah lingkungan. Anda juga dapat menggunakan atap Akrilik Shinkolite Heat Cut yang bersifat transparan, sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam tetapi tidak menyebabkan ruangan terasa panas karena adanya filtrasi cahaya, serta banyak material bangunan lain yang berkualitas.

Bagikan: