Semen merupakan bahan bangunan yang selalu dibutuhkan saat membangun sebuah hunian. Sayangnya, semen menjadi salah satu bahan bangunan yang tidak mampu bertahan lama. Jika penyimpanannya salah, maka semen akan mengeras dan tak bisa digunakan kembali.
Dibutuhkan perlakuan khusus dalam menyimpan semen agar tidak mudah mengeras. Sebenarnya kualitas semen dapat dijaga dengan melindunginya dari beragam kondisi, seperti cuaca dan angin. Maka dari itu dibutuhkan tempat khusus untuk menyimpan semen.
Salah satu musuh terbesar semen adalah kelembaban. Inilah pentingnya menyimpan semen di tempat yang tidak terlalu lembab. Udara akan menyerang semen yang telah terbuka, selanjutnya akan membentuk benjolan yang sulit sekali dihancurkan. Jika sudah mengeras begini, maka semen tidak akan dapat digunakan kembali.
Penggunaan Gudang Kering Untuk Menyimpan Semen
Saat menyimpan semen di gudang kering, maka pilih gudang yang minim jendela dan siapkan papan kayu untuk meletakkan semen. Tumpuk semen di atas papan kayu dengan jarak 150-200 mm dari bawah lantai. Tumpukan dan dinding eksterior harus berjarak sekitar 450-600 mm.
Tumpuk semen setidaknya kurang dari 15 kantong semen dengan lebar tumpukan tak boleh melebihi 4 kantong atau 3 meter untuk mencegah lumping pada semen.
Menyimpan Semen Saat Hujan Tiba
Saat musim hujan melanda, maka semen membutuhkan waktu lebih lama untuk disimpan. Semen yang telah ditumpuk harus benar-benar tertutup bahan anti air. Selain itu, tata semen menggunakan prinsip first come, first use yang berrarti dimana semen yang datang duluan yang dipakai. Gunakan semen lama dahulu.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menyimpan Semen Di Gudang
Saat menyimpan semen di gudang, jangan asal simpan, namun perhatikan beberapa hal. Sebelum digunakan untuk konstruksi, perhatikan beberapa hal di bawah ini :
Pertama, simpanlah semen di tempat (gudang) yang kedap air, anti bocor, dan kering. Hindari menyimpannya di tepat yang basah.
Pilih gudang penyimpanan dengan jumlah jendela yang sedikit. Hindari menyimpan semen di gudang dengan banyak jendela.
Gunakan papan kayu untuk menyusun tumpukan semen dengan tinggi 1,5 hingga 2 meter di atas lantai. Hindari menyusun semen terlalu tinggi untuk menghindari terjatuhnya semen dan adanya tekanan.
Anda bisa mengganti papan kayu menggunakan semen ramping atau lapisan batu bata kering yang diletakkan tanah. Tetapi, pastikan batu dan beton ini tersusun dengan baik dan rapi.
Berilah jarak ruang antara dinding eksterior dan tumpukan sekitar 600 mm. Hindari terlalu dekat. Namun, susunlah kantung semen berdekatan untuk mengurangi sirkulasi udara yang akan membuat semen mengeras lebih cepat.
Untuk menghindari terjadinya lumping, pastikan tinggi tumpukan tidak melebihi 15 kantong. Terlalu banyak kantong hanya akan membuat terjadinya lumping di bawah.
Perhatikan lebar tumpukan dan pastikan tidak melebihi 4 kantong atau 300 cm. Tumpukan yang terlalu lebar hanya akan membuat semen cepat mengeras. Jika memang harus ditumpuk melebihi 8 kantong, semen harus disusun memanjang sehingga dapat mengikat tumpukan dan tidak beresiko terguling.
Tumpuklah kantung semen dengan rapi dan pastikan memudahkan orang untuk memindahkan semen sesuai urutan penerimaannya (first in, first out). Untuk memudahkan tak ada salahnya Anda memberikan label untuk mengetahui umur semen, sehingga Anda tahu semen mana yang harus diigunakan terlebih dahulu.
Jika memang Anda harus menyimpan semen saat musim hujan, gunakan membran kedap air seperti Polietilen untuk menutup tumpukan semen. Jika memang semen yang ditumpuk berbeda jenis, maka simpan secara terpisah.
Share: